Senin, 08 Juni 2009

Aku Tak Selalu Mendapatkan Apa Yang Aku Sukai

AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI, OLEH KARENA ITU AKU SELALU MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN.



Kata-kata diatas merupakan wujud syukur.
Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting.
Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.
Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.

Pertama :
Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.
Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tapi anda masih merasa kurang. Pikiran anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya.


Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA" dalam arti yang sesungguhnya. Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang ''kaya''. Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki.Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda.

Mereka akan menjadi lebih menyenangkan. Seorang pengarang pernah mengatakan, ''Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.'' Ini perwujudan rasa syukur.
Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Kedua:
Yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingk an diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri.

Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa.
Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, "Lulu, Lulu". Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini.
Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu."
Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, "Lulu, Lulu". "Orang ini juga punya masalah dengan Lulu ?" tanyanya keheranan.
Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu".
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki.
Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.

Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia.
Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, "Saya mempunyai dua anak laki-laki.
Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup ditanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya.
Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga".

Bersyukurlah !
Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan.
Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu. Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar.
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah kamu tumbuh.
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu. Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru. Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat. Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih. Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan.

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik. Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut. Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif.Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu.

Sumber: http://artikel-motivasi.blogspot.com

READ MORE...- Aku Tak Selalu Mendapatkan Apa Yang Aku Sukai

Sabtu, 06 Juni 2009

Wahai Tuhanku

Atas derita kami nama-Mu sering kami salahkan
Kami agungkan nama-Mu tanpa keikhlasan
Kami yang selalu berharap akan kebebasan
Tetapi Ada-Mu sering kami sepelekan


Berharap selalu melakukan apa yang kami inginkan
Berjuang untuk bebas mandiri
Tetapi dari-Mu kami menghilangkan diri

Kesana-kemari, kebutuhan hidup kami kejar
Tapi utuk bertasbih menyebut nama-Mu, lisan ini tak pernah lancar
Kami selalu berpura-pura bahwa kami bebas
Melihat dunia tanpa rasa puas

Disudut pikiran kami
Kami menutup mata, bersembunyi
Berpura-pura bebas dalam dilorong jiwa yang dalam
Padahal tanpa-Mu kami meraba-raba dalam gelap kelam

Setelah lama kami dalam kegelapan tanpa diri-Mu
Kami merenungi diri danmenerima kenyataan
Bahwa hanya dengan berpegang teguh kepada-Mu
Kami mendapatkan kebebasan yang kami inginkan

Oleh: Deshinta Arrova Dewi
READ MORE...- Wahai Tuhanku

Kisah Seorang Pendoa

Ketika kumohon kepada Allah kekuatan
Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat

Ketika kumohon kepada Allah kebijaksanaan
Allah memberiku masalah untuk kupecahkan


Ketika kumohon pada Allah kesejahteraan
Allah memberiku akal untuk berpikir

Ketika kumohon pada Allah keberanian
Allah memberiku kondisi berbahaya untuk kuatasi

Ketika kumohon pada Allah sebuah cinta
Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong

Ketika kumohon pada Allah bantuan
Allah memberiku kesempatan

Aku tak pernah menerima apa yang kuminta
Namun aku menerima segala hal yang aku butuhkan
Doaku terjawab sudah
READ MORE...- Kisah Seorang Pendoa

Perempuan

Dia yang diambil dari tulang rusuk. Jika Tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi.

Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan.

Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu Tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu. Dialah yang akan menutupi kekuranganmu.


Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki: perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal sepele atau sederhana... ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal itu. Dialah yang akan menyelesaikan bagiannya...sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalankan sisa hidupmu... kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.

Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan.
Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.

Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki... tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi.... tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.

Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, Bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki. Tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya... Kata-kata yang lembut... Ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... Namun baginya sangat berarti... membuatnya aman di dekatmu....

Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes. Sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai Dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang... Seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan luar biasa yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.

Ia lembut bukan untuk diinjak. Rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya.... Tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki......Itu akan menyita seluruh hidupnya..........

Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki- laki. Karena perempuan adalah bagian dari laki-laki... Apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu. Keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga. Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan di sana.... karena mereka, ia menjadi seperti sekarang ini. Perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu juga... Karena kau dan dia adalah satu.... Dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya. Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian lapangan yang sama denganmu.
READ MORE...- Perempuan

Kamis, 04 Juni 2009

Pemenang VS Pecundang

Seorang murid bertanya pada gurunya, "Guru apa yang harus kulakukan agar aku menjadi pemenang dalam kehidupan ini, bukan seorang pecundang?"
Sang guru menjawab, "Pelajari perbedaan antara keduanya.


Jika Pecundang selalu jadi bagian dari masalah, Pemenang selalu jadi bagian dari solusi.
Jika Pecundang akan selalu mempunyai alasan, Pemenang akan selalu punya program.
Jika Pecundang berkata, itu bukan pekerjaanku. Pemenang akan berkata, biar aku yang mengerjakan itu.
Jika Pecundang melihat persoalan dari setiap jawaban, Pemenang melihat jawaban dari setiap persoalan.
Jika Pecundang melihat kesalahan dari setiap kebaikan, Pemenang melihat kebaikan dari setiap kesalahan.
Jika pecundang berkata, itu mungkin untuk dikerjakan, tapi sulit. Pemenang akan berkata, itu sulit, tapi mungkin untuk dikerjakan.

Kalau kau mau melakukan seluruh ciri-ciri Pemenang, Kaulah yang akan menjadi pemenang.
READ MORE...- Pemenang VS Pecundang

Kisah Sebuah Kerang

Alkisah terdapat sebuah kerang di tepi pantai, yang terkejut pada suatu hari, karena ada pasir laut berwarna putih yang terhempas masuk kedalam tubuhnya. Meskipun hanya butiran kecil saja, tetapi sang kerang merasa kesakitan. Dan rasa sakit itu datang terus menerus. Tetapi, adakah kerang yang kesakitan itu berteriak, menjerit, dan menyalahkan takdir buruknya?


Adakah dia mengutuk pemerintah, yang menang dalam pemilihan umum, bahwa pemerintah harus bertanggungjawab atas pasir yang terhempas kedalam tubuhnya?

Jawabannya adalah tidak. Sang kerang berpikir karena aku tak mampu mengeluarkan pasir itu. Maka aku harus bertahan, dan membuat pasir itu menjadi sesuatu yang berguna. Hingga suatu ketika, kerang tersebut telah sampai pada ajalnya untuk dimasak, direbus sebagai santapan manusia.

Andai saja kerang tahu, mungkin ia akan tersenyum, mengetahui pasir yang menyakitkannya saat itu telah berubah menjadi mutiara, yang berkilauan indahnya. Sang kerang telah mampu mengubah benda kecil yang menyakiti dirinya, menjuadi suatu yang indah pada akhirnya.

Kisah kerang diatas memberikan pelajaran pada kita semua. Mampukah kita berbuat hal yang sama??
READ MORE...- Kisah Sebuah Kerang

SYAIR RENUNGAN ISTRI

Pernikahan atau perkawinan
Membuka tabir rahasia
Suami yang menikahi kamu
Tidaklah semulia Muhammad Saw
Tidaklah setaqwa Ibrahim
Pun tidak setabah Ayyub
Atau pun segagah Musa
Apalagi setampan Yusuf
Justru suamimu hanyalah pria akhir zaman
Yang punya cita-cita
Membangun keturunan yang sholeh

Pernikahan atau perkawinan
Mengajar kita kewajiban bersama
Suami menjadi pelindung
kamu penghuninya
Suami adalah nahkoda kapal
kamu navigatornya
Suami bagaikan balita yang nakal
kamu adalah penuntun kenakalannya
Saat Suami menjadi raja
kamu nikmati anggur singgasananya
Seketika Suami menjadi bisa
kamulah penawar obatnya
Seandainya Suami masinis yang lancang
sabarlah memperingatkannya

Pernikahan ataupun Perkawinan
Mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah Swt
Karena memiliki suami yang tak segagah mana
Justru Kamu akan tersentak dari alpa
Kamu bukanlah Khadijah
yang begitu sempurna di dalam menjaga
Pun bukanlah Hajar
yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman
Yang berusaha menjadi solehah

READ MORE...- SYAIR RENUNGAN ISTRI

SYAIR RENUNGAN SUAMI

Pernikahan atau perkawinan
Menyingkap tabir rahasia
Istri yang kamu nikahi
Tidaklah semulia Khadijah
Tidaklah setaqwa Aisyah
Pun tidak setabah Fatimah
Justru Istrimu hanyalah wanita akhir zaman
Yang punya cita-cita Menjadi sholehah

Pernikahan atau perkawinan
Mengajar kita kewajiban bersama
Istri menjadi tanah
kamu langit penaungnya
Istri ladang tanaman
kamu pemagarnya
Istri kiasan ternakan
kamu gembalanya
Istri adalah murid
kamu mursyidnya
Istri bagaikan anak kecil
kamu tempat bermanjanya
Saat Istri menjadi madu
kamu teguklah sepuasnya
Seketika Istri menjadi racun
kamulah penawar bisanya
Seandainya Istri tulang yang bengkok
berhatilah meluruskannya

Pernikahan atau perkawinan
Menginsyafkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah Swt
Karena memiliki Isteri yang tak sehebat mana
Justru kamu akan tersentak dari alpa
Kamu bukanlah Rasulullah
Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamallahuwajhah
Cuma suami akhir zaman
Yang berusaha menjadi soleh

READ MORE...- SYAIR RENUNGAN SUAMI

Rabu, 03 Juni 2009

Aku Cinta Kamu!

Oleh Ust Anis Matta
Berapa kali Anda mengucapkan kalimat itu kepada istri Anda dalam sehari? Saya jelas tidak bisa menebaknya. Tapi beberapa orang suami atau istri mungkin bertanya: perlukah kata itu diucapkan setiap hari? Apa yang mungkin ‘dilakukan’ kalimat itu, dalam hati seorang istri, bila itu diucapkan seorang suami, pada saat anak ketiganya menangis karena susunya habis? Ada juga anggapan seperti ini, kalimat itu hanya dibutuhkan oleh mereka yang romantis dan sedang jatuh cinta, dan itu biasanya ada sebelum atau pada awal-awal pernikahan. Setelah usia nikah memasuki tahun ketujuh, realita dan rutinitas serta perasaan bahwa kita sudah tua membuat kita tidak membutuhkannya lagi.


Saya juga hampir percaya bahwa romantika itu tidak akan akan bertahan di depan gelombang realitas atau bertahan untuk tetap berjalan bersama usia pernikahan. Tapi kemudian saya menemukan ada satu fitrah yang lekat kuat dalam din manusia bahwa sifat kekanak kanakan —dan tentu dengan segala kebutuhan psikologisnya—tidak akan pernah lenyap sama sekali dan kepribadian seseorang selama apapun usia memakan perasaannya. Kebutuhan anak-anak akan ungkapan ungkapan verbal yang sederhana dan lugas dan ekspresi rasa cinta itu sama-sama dibutuhkan dan tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa yang satu Iebih dibutuhkan dan yang lain.


Perasaan manusia selamanya fluktuatif. Demikian pula semua jenis emosi yang dianggap dalam p
erasaan kita. Kadar rasa cinta, benci, takut, senangdan semacamnya tidak akan pernah sama dari waktu ke waktu. Tetapi yang mungkin terasa sublim adalah bahwa fluktuasi perasaan itu sering tidak disadari dan tidak terungkap atau disadari tapi tidak terungkap.

Situasi ini kemudian mengantar kepada kenyataan lain. Bahwa setiap kita tidak akan pernah bisa mengetahui dengan pasti perasaan orang lain terhadap dirinya. kita mungkin bisa menangkap itu dan sorotan mata, gerak tubuh dan perlakuan umum, tapi detil perasaan itu tetap tidak tertangkap selama ia tidak diungkap seeara verbal.

Perlukah detail perasaan itu kita ketahui, kalau isyarat isyaratnya sudah terungkap? Mungkin ya mungkin tidak. Tapi yang pasti bahwa kita semua, dan waktu ke waktu, membutuhkan kepastian. Kepastian bahwa kita tidak salah memahami isyarat tersebut. Bukankah kepastian juga yang diminta Nabi Ibrahim ketika beliau ingin menghidupkan dan mematikan?

Dan suasana ketidakpastian itulah biasanya setan memasuki dunia hati kita. Karena salah satu misi besar setan, kata Ibnul Qoyyim al Jauziyyah adalah memisahkan orang yang saling mencintai “Dan mereka belajar dan keduanya sesuatu yang dengannya mereka dapat memisahkan seseorang dan pasangannya.” (QS.2:102)

Dari ‘bab’ inilah ungkapan verbal berupa kata menemukan maknanya. Bahkan sesungguhnya ada begitu banyak kekurangan dalam perbuatan yang beban psikologisnya dapat terkurangi dengan kata. Ketika Anda menolak seorang pengemis karena tidak memiliki sesuatu yang dapat Anda sedekahkan, itu tentu sakit bagi pengemis itu. Tapi Allah menyuruh kita ‘mengurangi’ beban sakit itu dengan kata yang baik. Bukankah “perkataan yang baik lebih baik dan sedekah yang disertai cacian?”

******

Selanjutnya, perhatikan riwayat berikut ini: Suatu ketika seorang sababat duduk bersama Rasulullah saw. Kemudian seorang sahabat yang lain berlalu di depan mereka. Sahabat yang duduk bersama Rasulullah saw. itu berkata kepada Rasulullah saw.

“Ya Rasulullah, sesungguhnya aku mencintai orang itu.

“Sudahkah engkau menyatakan cintamu padanya?” tanya Rasulullah saw.

“Belum, ya Rasululllah.” kata sahabat itu.

“Pergilah menemui orang itu dan katakan bahwa karena kamu mencintainya,” kata Rasulullah saw

Jika kepada sesama sahabat,saudara atau ikhwah rasa cinta harus diungkapkan secara verbal, dapatkah kita membayangkan, seperti apakah verbalnya ungkapan rasa cinta yang semestinya kita berikan kepada istri kita? Apakah makhluk yang satu itu, yang mendampingi kita lebih banyak dalam saat-saat lelah dan susah dibanding saat-saat suka dan lapang, tidak lebih berhak untuk mendengarkan ungkapan rasa cinta itu?

Sekarang simak kisah Aisyah berikut ini:

Aisyah seringkali bermanja-manja kepada Rasulullah SAW. karena hanya dialah satu—satunya istri beliau yang perawan. Tapi, suatu waktu Aisyah masih bertanya juga kepada Rasulullah saw:

Jika engkau turun di suatu lembah lalu engkau lihat di situ ada rumput yang telah dimakan —oleh gembala lain— dan ada rumput yang belum dimakan, di rumput ,manakah gembalamu engkau suruh makan?”

Maka Rasulullah saw. menjawab,

Tentulah pada rumput yang belum dimakan (gembala lain). (HR. Bukhari).

Apakah Aisyah tidak tahu bahwa Rasulullah saw. sangat dan sangat mencintainya? Tentu saja tahu. Bahkan sangat tahu. Tapi mengapa ia masih harus bertanya dengan ‘metafor’ seperti di atas, dengan menonjolkan keperawanannya sebagai kelebihan yang membuatnya berbeda dan istri-istri Rasulullah saw. lainnya?

Apakah ia ragu? Saya tidak yakin kalau itu dirasakan Aisyah. Ia—dalam konteks hadits tadi— rasanya hanya menginginkan kepastian lebih banyak, peneguhan lebih banyak. Karena kepastian itu, karena peneguhan itu, memberinya nuansa jiwa yang lain; semacam rasa puas — dari waktu ke waktu— bahwa ‘lebih’ dan istri-istri Rasulullah saw yang lain, bahwa ia lebih istimewa.

Di tengah kesulitan ekonomi seperti sekarang, tidak banyak di antara kita yang sanggup memenuhi kebutuhan-kebutuhan rumah tangga secara ideal. Dan dalam banyak hal kita mungkin perlu untuk lebih ‘tasamuh’ (Toleransi/lapang dada) dalam memandang hubungan ‘hak dan kewajiban’ yang sering kali menandai bentuk hubungan kita secara harfiah. Atau mungkin mengurangi efek psikologis yang ditumbuhkan oleh ketidakmampuan kita memenuhi semua kewajibandengan ‘kata yang baik.

Anda mungkin sering melihat betapa lelahnya istri Anda menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rumah. Mulai dari memasak, mencuci sampai menjaga dan merawat anak. Kerja berat itu sering kali tidak disertai dengan sarana teknologi yang mungkin dapat memudahkannya. Setan apakah yang telah meyakinkan kita begitu rupa bahwa rnakhluk mulia yang bernama istri saya atau istriAnda tidak butuh ungkapan “1 love,you” karena ia seorang ‘da’iyah’, karena ia seorang ‘mujahidah’ atau karena kita sudah sama-sama tahu, sama-sama paham, atau karena kita sudah sama-sama tua dan karenanya tidak cocok menggunakan cara ‘anak-anak muda’ menyatakan cinta? Setan apakah yang telah membuat kita begitu pelit untuk memberikan sesuatu yang manis walaupun itu hanya ungkapan kata? Setan apakah yang telah membuat kita begitu angkuh untuk mau merendah dan membuka rahasia hati kita yang sesungguhnya dan menyatakannya secara sederhana dan tanpa beban?

Tapi mungkin juga ada situasi begini. Anda mencintai istri Anda. Anda juga tidak terhambat oleh keangkuhan untuk menyatakannya berluang-ulang. Masalahnya hanya satu, Anda tidak biasa melakukan itu. Dan itu membuat Anda kaku.Jika Anda termasuk golongan ini, tulislah pula puisi S Djoko Damono ini dan berikanlah ia kepada istri Anda melalui putera atau puteri terakhir Anda.

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana :

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana :

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

READ MORE...- Aku Cinta Kamu!